Ahmad Syaifuddin || BLC TELKOM

"Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu yang paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki gunung. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi"

About Me

Ads Here

Friday, 16 June 2017

Tentang Karakter Dan Kepribadian (Sharing Bersama Mbah Suro)

Assalamualaikum kawan.


Gimana nih kabar hari ini, Sehat kan???
Hari ini saya dan temen temen PKL BLC TELKOM KLATEN Sharing bareng Mbah Suro "Tentang Karakter Dan Kepribadian".
Pembentukan Karakter dan Kepribadian dalalm Dunia kerja itu guna membangun mental-mental pekerja yang siap bersaing di arena kerja nantinya. Dulu ketika Saya mau dikirim Prakerin Di BLC juga mendapat pesan dari kepala sekolah Kami, Beliau mengatakan "Disana itu tempatnya pembentukan Karakter, Mental, Kepribadian, Jadi kalau kalian tidak betah disana Berarti kalian belum menemukan apa yang kalian cari ketika PKL itu" ujar Ustadz Musta'in S.Pd

Apa itu Karakter ?
Menurut Wikipedia Indonesia, Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya

Apa itu Kepribadian ?

Dari Wikipedia Indonesia juga, Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.

Perbedaan Karakter dan Kepribadian ?

Kalau Kepribadian itu Suatu aksi atas reaksi, artinya aksi apa yang di lakukan setelah reaksi yang terjadi, dan kita bisa melihat kepribadian seseorang karena kepribadian ini adalah suatu Aksi. Sedangkan Karakter adalah Sifat Batin dari seseorang, jika  kepribadian bisa dilihat, karakter justru kebalikannya tidak bisa dilihat karena terletak di batin/hati

Lalu apa Hubungannya Karakter dan Kepribadiannya ?

Hubungannya yaitu Jika Kepribadiannya Baik belum tentu karakternya Baik pula, tetapi jika karakternya Baik maka kepribadian akan mengikutinya. Jdi intinya Karakter itu mempengaruhi Suatu Kepribadian seseorang, semakin baik karakter seseorang maka akan baik pula kepribadiannya.

Dari Kemendikbud RI juga menyatakan Bahwa Dunia Pendidikan Indonesia Harus Mengedepankan Pendidikan Karakter, Berikut ini ulasannya

Jakarta, Kemendikbud -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus menerus berupaya melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai implementasi dari amanat Nawacita. Salah satu hal yang dilakukan untuk menerapkan PPK di sekolah adalah dengan mengeluarkan kebijakan lima hari sekolah dalam seminggu dan delapan jam belajar dalam satu hari atau 40 jam dalam lima hari selama satu minggu.

"Dalam lima hari sekolah dan delapan jam belajar, di dalamnya lebih banyak mengarah pada pendidikan karakter.  Proporsinya sebanyak 70 persen adalah pendidikan karakter, dan 30 persen pengetahuan umum," ujar Arie Budhiman, Staf Ahli Mendikbud Bidang Pembangunan Karakter, dalam jumpa pers di kantor Kemendikbud, Jakarta (14/6).

Penguatan pendidikan karakter di sekolah harus dapat menumbuhkan karakter siswa untuk dapat  berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi, yang mampu bersaing di abad 21. Hal itu sesuai dengan empat kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 yang disebut 4C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama).

Menurut Arie, banyak hal yang dapat dilakukan sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter melalui lima hari sekolah. Pendidikan karakter yang diterapkan tersebut harus mengacu pada lima nilai utama karakter prioritas PPK, yaitu religius, nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas.

Arie mengatakan, salah satu contoh sederhana penerapan PPK dalam sekolah adalah dengan melibatkan siswa untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. "Siswa dilibatkan dengan membuat jadwal membersihkan kelas secara bergantian dan gotong-royong. Dengan demikian, nilai karakter gotong-royong sudah disisipkan dalam pembelajaran di sekolah," ujarnya.

Ia menambahkan, pendidikan karakter bukan diberikan dalam bentuk teori atau pelajaran satu arah, melainkan akumulasi praktik baik tentang karakter atau keteladanan yang ada di sekolah. (Prima Sari)

Itu tadi Ulasan dari Sharing kami bersama Mbah Suro, Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum.

No comments:

Post a Comment